The Master Of Need & Miss You

 https://rimmaworld.files.wordpress.com/2012/03/siluet2-resized.jpg
SEPUCUK SURAT UNTUK SENJA

Hai senja, hari ini adalah hari yang membuat duri semakin tumbuh, dan menyebar. Namun aku tau, bahwa kau jauh lebih tertusuk oleh sebuah duri yang menempel dilangitmu. Aku menyayangimu senja, namun apalah daya jinggamu ini jika hanya bisa menjelma menjadi senja. Aku hanyalah jingga yang hanya menjadi benalumu. Bahkan aku ingin membuat ukiran senyum di langit bumi wahai senja. aku ingin melihatmu tersenyum karena jinggamu ini.
Tanpa kamu ketahui, dialtar kerinduan ini aku selalu mengharapkan bahwa langit bisa menyatukan jingga dan senja. Tuhan tahu bahwa jingga dan senja tidak bisa terpisahkan.

Masih ingatkah kau?
sorot binar dari langkah irama langit yang semakin mendekat kian mendekat walau awalnya memang kita belum saling mengenal. haha boro-boro kenal, bertemu saja jarang.Namun waktu selalu memberikan yang terbaik untukku. Aku merasa bahagia ketika bisa denganmu.

Hingga pada saat ketika cuaca semakin meredup, aku melihat sosok dirimu sedang berdiri disana. Ya! di altar kerinduan,oh ternyata pupil mata ini salah melihat. Itu bukan dirimu, itu hanya bayanganmu saja yang menjelma di tubuh oranglain. hehe aku ini apa bisa saja terbayang selalu wajahmu hai senja. Padahal, engkau jauh disana bukan ada di tempat ini. Di sini. Tapi aku selalu merasa dekat. Entah ada magnet apa, aku pun tak tahu. Tuhan ini luar biasa, dengan do'a robithah ini bisa menyatukan senja dan jingga walau terkadang harus ditelan malam dan berbenturan dengan hujan sehingga langit tidak lagi menampakan indahnya.

Hei sadarlah!
Senja itu hanya datang sesaat.
Yang indah itu sulit untuk ditemukan, begitupun dengan senja. Banyak orang yang tidak mengetahuinya bahkan sebagian besar dari mereka mengbaikannya. Namun dengan adanya jingga yang menguatkan senja untuk bisa lebih dilihat bumi, dilihat semesta bahwasanya jingga dan senja ini saling melengkapi. Ia datang untuk menyinari bumi ketika akan datangnya malam, namun keindahannya tiada bisa menandinginya. Sekalipun pelangi di atas badai akan berbeda rona senja dengan jingga jauh lebih bermakna, jauh lebih indah dan dunia pun menyambutnya dengan penuh gembira.

Senja itu indah, aku beruntung bisa berjodoh denganmu, di pinggir luasnya lautan ini banyak yang menyaksikan kehadiran senja dan jingga. mereka mengharapkan kehadiran kita.

Mengapa orang - orang banyak yang tidak sadar bahwa jingga yang berdegradasi dengan biru akan mengubah senja menjadi malam pekat. Dihiasi dengan cahaya rembulan yang menenangkan serta menentramkan sedang bermesraan dengan bintang - bintang yang bergelantung di alam semesta.


Hai Senjaku
aku memeluk erat, dan entah mengapa pupil mata ini yang membulat dan membesar tiba tiba menyempit hingga terukirlah senyum di bibir jingga ketika bisa menyaksikan senja, karena kau hadir untuk jingga. Benar sekali, kita bertemu!
Ah ini tidak salah lagi. Aku merasakan gejolak yang tidak biasa, jingga merasa dekat sekali dengan senja dan bahkan kita berpeluk rindu bersama, seketika senja itu menghapuskan air mata yang keluar dari pipi jingga.
Oh Tuhan baru kali ini aku merasakan indahnya kehangatan dalam satu ruang yang di satu waktu bersama senja.

Aku percaya ketukan pintu dari senja untukku adalah tanda untuk berjuang bersama, tentang impian kita, bukan untuk saling dendam. biarlah redam saja rasa dendam itu, jangan biarkan ia tumbuh disana.
Senja meninggalkan jingga, senja pergi dan akhirnya sudah tidak satu ruang lagi. Kala gelap menyapa dalam indahnya bintang. Jingga merasa bahwa kebersamaan bersama senja ini tak lekang oleh zaman, tak terbias waktu.

Telah berhari - hari bahkan bertahun - tahun ini aku berjarak dengan senja, ia tidak lagi bersama lagi. apa yang terjadi dengan langit sehingga bisa memisahkan seorang jingga dan senja yang terpisah?
nyatanya Tuhan Mahabenar, dalam kejauhan ini selalu terlihat indah, pun dengan kita yang terpisah oleh rentang jarak. Aku hanya bisa mengangkat tangan untuk mendoakan yang terbaik bagimu wahai senja. Hari kian hari aku berjalan sendiri, dan aku seperti sudah melupakan senja karena jarak tidak menyatukan dan garis takdir tidak merekatkan persahabatan ini. Aku berjalan dengan kesendirian dan hamparan luasku, sedangkan dia fokus dan asyik dengan keinginannya.

Waktu tidak berpihak!
Waktu berkata lain!
Senjaku sudah bahagia di dunianya sendiri. 
Ruang ini seakan begejolak
Dalam darah yang membeku 
Bagai pedang yang menebas tumbalnya 
Bagai badai diterpa banjir 
Sungguh 
Kabut kehidupan ini membawa jarak 
Kendati ilusi dinamakan harapan
_Saranis


Oh Malam
Aku selalu menanti kehadirannya. Pun dengan pertemuan ini.
Salam, dari jingga yang rindu pada berkasnya. 


Rindu itu jahat dan mengapa ia pandai sekali bertahta di hati? Seperti tidak memberi celah untuk kisah lain. Rindu menyeruak saat senja menanti malam.

Sebenarnya, tidak perlu megah untuk terlihat gagah, 
Cukup tersenyum cantik dibalik himpitan masalah. 

Maka semesta akan bertepuk meriah dan bersorak untuk kita. Sebab jingga dan senja tak perlu menjelaskan bahwa ia hangat. 


Tasikmalaya, Saranis.

Comments

  1. Kenapa orang orang suka senja, padahal senja adalah jeda waktu pergantian siang dan malam. Bisa diartikan juga senja adalah batas antara gelap dan terang, yang saya tau ada hadist menyebutkan perbatasan gelap dan terang adalah tempat nya syetan. Jadi senja itu waktunya syetan berkeliaran.

    Kenapa orang masih suka senja, bukannya waktu hujan turun lebih indah, bau tanah kering yang dihempas air, suara rintik nya saat menuruni genting rumah.

    hujan turun bersamaan dengan doa orang orang yang berharap akan manfaat yang dia berikan.#UnderYourSpell

    ReplyDelete
  2. karena sudut pandangku tentang senja berbeda.

    Tentu ronamu itu terlihat tulus. Namun aku? Belum bisa melakukan apa – apa. Aku hanya menjadi jingga berbenalu pada senja. Namun aku tidak harap begitu.

    Telah berhari – hari aku tak melihat senja, bahkan mengingatnya pun tidak, apalagi memandangi. Aku seperti kacang lupa kulit. Padahal aku ini adalah penghias senja. Kemana saja jinggamu ini yang sudah tidak membersamai?
    Kala sebelum kau melihatnya, senja disana sedang ditemani oleh tetesan hujan, tanda Tuhan sedang menghidupkan alam semesta, termasuk menghidupkan hatimu. Ketika kamu bangun dihari selanjutnya, barulah kamu melihat aku yang bergandengan dengan senjanya.

    Tetaplah ingat bahwa jingga dan senja tak pernah terpisah. Hanya berkas cahayanya yang sekilas Nampak terpisah namun sebenarnya tidak. Jingga dan senja hanya tengah berpetualang dalam teriknya siang dan gelapnya malam. Sebab jingga perlu menyinari jagat.

    ReplyDelete

Post a Comment