Aku dan Topengku


Aku tidak sadar
Hari demi hari
Topeng yang aku rasakan seperti semakin menempel 
Terlalu rekat bahkan diluar akal kendali
Hingga tiba waktunya
Topeng itu telah mendarah daging dalam diriku
Tepat pada saat itu 
Waktu t'lah berkarat
Aku rasa dia telah nyaman dengan topeng barunya
Tidak dengan topengku

Aku membawa bunga, dia menebar duri
Tanpa kusadari ternyata topeng barunya membenciku
Memakiku seenak jidat
Seperti terbawa dengan alunan emosi
Tentu semua ini tidak menjadikan topengku berdebu padanya
Karena kau bak air mentari 

Meski jauh, aku tidak pernah mengeluh 
Tentang jarak dan waktu
Ternyata terkaan rekan seperjuanganku benar
Dia buaya yang ada dalam dasar air mentari itu
Aku salah lihat
Aku salah tafsir 
Maaf aku salah

 Terkadang 1 nama ini begitu mujarab 
"Sayang"
Tetapi pada 1 nama ini seperti berat
"Jujur"
Apakah bagimu jujur itu memang sulit?
Pun dengan sayang, tentu kau mengenal bukan?

Kautau
Topeng ini mulai jatuh dan menjadi retak
Karena kau lemparkan begitu saja ke dasar lautan
Meski memang kau tidak merasakan bagaimana rasanya mengukir topeng itu  yang telah lama aku buat 
berperasaankah kau?


Tasikmalaya, 29 Mei 2018
dari : Mahasiswa semester 4
ditulis oleh Saranis


Note :
Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah (pula) kamu bersedih hati padahal kamulah orang - orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang - orang yang beriman. (QS Ali Imran: 139)

Masalah adalah ujian pendewasaan. Jadi tidak ada alasan menyalahkan orang lain. Tetap semangat untuk kalian para Good People

Comments

  1. Replies
    1. Alhamdulillah, terima kasih kakak fathi yang lebih mantao dan keren πŸ‘πŸ‘πŸ‘

      Delete
  2. Subhanalloh kata2nyaaa πŸ’žπŸ’žπŸ’ž

    ReplyDelete
  3. Saranis the best πŸ’™πŸ’šπŸ’›πŸ’œ

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siapa dulu kembarannya, Teh Nina Nisrina Diana. Motivator sekaligus coachku terbaik❤

      Delete

Post a Comment