Naskah Drama

 Kesalahanku Menyelamatkanku

Oleh : Annisa Dahlia

 

Di suatu tempat terdapat seorang pemuda yang bernama Tomi, ia mengeluh dan tidak terima karena ia sekarang menjadi pengangguran setelah perjuangannya mencari ilmu sampai S1.

“Pendidikan untuk apa sekolah
Bertahun tahun saya sekolah
Yang kudapat hanyalah pengangguran
Saya sakit hati ingin mencari pekerjaan tapi tidak diterima”.

Setan kiri         :“Benar katamu Tomi. Untuk apa kamu sekolah, dulu saya udah beri tahu kamu, dan akhirnya sekarang kamu sadar bahwa sekolah itu adalah 0 besar”.

Setan kanan     :“MasyaAllah, bukankah guru kamu menasehati kamu bahwa pendidikan itu wajib bagi setiap orang yang beriman? Bukankah orangtua kamu berharap kamu menjadi orang yang berilmu dan Nabi kita menyuruh kita untuk mencari ilmu agar bisa dekat kepada Allah SWT”.

melirik ke kiri
Setan kiri          :“Mencari ilmu sudah kamu lakukan, kamu sadarkan sedakarang bagaimana? Kamu selalu meminta dan meminta kepada orangtua, kamu menyuruh orangtuamu menjual sebidang tanah untuk mengamalkan ilmu mu. Hasil dari kuliah dan sekolah tapi bagaimana hasilnya? Tanah yang kau jual hilang. Dan sekarang kau terlibat hutang”

Tomi                :“Benarr!! Saya sudah tidak mampu apa-apa lagi! Bagaimana nasib negeri ini, bagaimana nasib kawan-kawanku yang lain. Ribuan K2 (kategori dua) menunggu pekerjaan. Mahasiswa berjubel di bangku kuliah. Aku harus berbuat sesuatu untuk negeri ini”. (berlari-lari sambil tertawa) 

petani jongkok memukul cangkul
Cangkul ini kubuat untuk negeri, parang ini kubuat untuk negeri, aku harus mencangkul kebunku yang tinggal sedikit. Anaku pergi entah kemana. Telah ku korbankan tanahku untuk anaku. Namun ia tidak sadar bahwa aku banting tulang dan bermandikan keringat demi dia. Anakuu dimanakah kamuu? Bapa menunggumu kembali kesini nakk, tapi apalah daya? Kamu pergi dan sampai sekarang tidak memberi kabar untuk bapamu ini.

Tomi                :“Sekarang yang harus aku lakukan adalah berfikir keras dan bekerja keras juga bekerja cerdas agar kelak ketika aku pulang ke kampung halaman aku bisa membuat bangga orangtuaku. Tapii ... Apa yang harus aku perbuat sekarang? Sedangkan teman-temanku menjauhi aku. Melamar kesana sini tidak diterima? Apa salahkuu!!! Apa dosakuu!!! Ah ini kenapa jadi ginii, Allah tidak adil Allah Jahatt!! (sambil memukul mukul tangannya ke tanah)”

Orang-orang melihat dia seperti orang kehilangan arah dan seperti kurang waras. Tiga orangpun merasa iba kepada Tomi dan segera menghampirinya dan bertanya 

Pak Andi         :“Apa yang terjadi denganmu wahai pemuda?
Tante Deno     :“Tante lihat kamu bagai orang yang kehilangan arah? Ada apa sebenarnya wahai gerangan?

Bu Site            :“Dan Ibu dengar kamu mengumpat kepada Allah, itu tidak baik wahai sholeh, sebaiknya kamu memuji dan membesarkan Allah, karena dia adalah sebaik-baik pencipta kita. Dan ketika kamu berbahagia jangan sampai melupakan Allah yang memberikan kebahagiaan itu. 

Tomi                :“Tapi aku berfikir, kenapa banyak banget ujian yang aku dapetin ah sudahlah jangan dakwah, kalian juga belum tentu bener *tomi pun pergi dan berlari 

Mereka bertigapun berkata “astagfirullah” sambil menggeleng – gelengkan kepala

Pak Andi         :“Kelak anak tersebut pasti akan dapet batunya sendiri, sudah tidak hormat, gak sopan, kayak orang yang gak berpendidikan saja”.

Bu Site            :“ah emang bener tuh pak, untung aja anak – anak kita sholeh / sholehah ya

Tante Deno     :“ih jeng anak aku juga dong gak kayak yang tadi, ih iyuhh. Eh Astagfirullah jangan gitu jangan gitu. Dia juga pasti ada kemauan untuk sukses kok hanya sajaaa. Mungkinn dari segii psikologisnya ada gangguan.

Pak Andi         : “Eishh jangan gitu dong tantee, mestinya kita doain dia supaya dia bisa berubah” 

Bu Site            : “Nah bener tuh apa yang dikatain Pa Andi. Saya setujuu”.

Disisi lain Pa Temon yang sedang membuat cangkul serta sekaligus menjadi seorang petani pun tiba – tiba merasa tidak enak badan dan ia memutuskan untuk pergi ke dokter sendirian karena istrinya telah meninggalkan lebih dulu darinya. Ketika tiba disana, ia berbaring sambil menunggu antrian panggilan. Dan membayangkan bahwa orang yang dipinggirnya itu adalah anaknya 

Pa Temon        : “MasyaAllah dia mirip dengan anaku”

Wily                : “Maaf pa, saya anaknya pak Deni hehe” 

Pa Temon        : (menggeleng geleng kepala) oh oh maaf-maaf. Maklum lagi kurang sehat. Sambil berkata dalam hati “aduh aku ini apa sih kok jadi gini ah kan jadi malu

Wily                :“hehee bapak, bapak. Emang sakit apa pak kalau boleh tahu?

Pa Temon        : “Saya sedang tidak enak badan saja. Mungkin karena kurang istirahat karena saya seharian membuat cangkul dan bertani demi melihat anak saya sukses.

Wily                : “oh begitu ya pak, kasihan sekali. Bagaimana kabar anaknya? Kebetulan saya ada rezeki lebih dan ini untuk modal awal memperluas usaha bapa atau untuk biaya berobat bapa”

Pa Temon       : “Wah nak tidak usah repot – repot”

Wily               : “ehh ambil saja pak, buat tambah – tambah. Kebetulan jika ada perlu lagi bapa boleh meminta bantuan kepada saja. Hubungi saja nomor ini dan ini kartu nama saya".

Pa Temon        : “MasyaaAllah sungguh Mulia sekali kamu nak, andai saja anak bapak seperti kamu. Anak bapa sekarang berubah sekali berbeda dengan dahulu”.

Wily                : “wah pa saya dipanggil duluan sama susternya, baiklah pa nanti lagi ya. Saya harus segera masuk kesana. Monggo pak” (sambil berjalan menjauhi pak temon)

Pa Temon        : “eh nakk bapa belum sempet bilang terimaksih. Nakk TERIMAKASIHH

Hari berhari terus berjalan, namun keadaan Pa Temon semakin bertambah penyakitnya. Pemuda yang bernama Tomipun kabarnya sudah mendapat tambatan hati yang kampung halamannya sama dengan Pa Temon.

Pa Temon        : “astagfirullah astagfirullah badan ini semakin tidak karuan. Tapi aku harus tetep ke sawah sambil membuat cangkul ini demi negeriku., karena jika bukan kita siapa lagi, anak muda jaman sekarang malah asyik – asyikan dengan dunianya sendiri, cuek dengan negaranya, tawuran dimana – mana, pembunuhan, mucikari, PSK astagfirullah. Apa kabar Indonesiakuu aku cinta Indonesiaku.

Di sawah Tomi malah bermesraan dengan kekasihnya di sawah

Tomi                : “Sayang, kamu tau aku sekarang bawa apa?”

Ining                : “Huaaa pastii kamu bawa cinta yaa buat akuu?”

Tomi                : “Hahaha bukann, iniii butir butir bunga tapi jadii bunga yang banyak jadi aku iket deh hehehe”

Ining                : “Horee Sayang baik bangett, eh say itu siapa kasian aki – aki lagi bikin apa tuh cangkul apa sapu ya? 

Tomi                : “Sayanggg itu tau yang keras – keras? Itu cangkul bebbbb

Ining                : “ah aku mau bantu bapak – bapak itu. Dadah sayangg

Tomi                : “eh tungguin dongg”

Sesudah sampainya disana Ining tak kuasa melihat wajah bapa itu yang sudah bermandikan keringat karena kepanasan. 

Ining                : “Bapakk, ada apa bapa ini kenapa bapa disini sendirian”

Pak Temon      : “Tidak apa – apa nak. Aa duuhh duhh sakitt 

Ining                : “Astgafirullah bapakk, kenapa bapak ini malah memaksakan kehendakk”

Pa Temon        : “Tidak apa – apa nak”

Tomi pun kaget dan terkejut ketika melihat bahwa itu adalah bapak kandungnya sendiri

Tomi                : “BAPAA. Kenapa bapak iniii! Kenapa bapak memaksakan untuk membuat cangkul – cangkul ini? Apa manfaat cangkul ini? Apaa paa! Lihatlah sekarang kondisi badan bapa. Bapa sudah tidak memiliki dayaaa

Pa Temon        : “Anakuuuu Astagfirullahh kenapa kau baru datang sekarang? Anaku sebenarnya hanya ini yang bisa aku buat untuk dapat menguliahkanmu tetapi kenapa kau datang langsung membentak bapa? Apa salah bapa padamu nakkk? Sekarang baa paa suu suu dah 

Tomi                : “Sudah apa pak? Jangan bilang bapa sakitt dan sudah tak kuat. Aku bilang bapa jangan buat cangkul – cangkul seperti ini! Ini semua itu tidak ada gunanya pa, yang ada bapa jadi susah ginii dan harga diri bapa jadi turunn.

Pa Temon        : “As as tagfirullahh bapa lagi sakit nakk, malah kamu bentak – bentak bapa, bukannya rawat bapa

Tomi                : “itu salah bapa, lagian cangkul – cangkul ini gaada manfaatnya buat bapa!”. (sambil mendorong bapaknya)

Pa Temon        : “add uhh Asyhadualla illaaha illallahu nakk nakk maafkan bapaa mu inii, semoga kamu sukses. Jika kamu membutuhkan bantuan, bapa ada orang yang baik pemilik perusahaan Sumber Utama yang bergerak dalam pertanian di Indonesia, kamu bisa menggunakannya dan segera menghubunginya. Sehat ya nak, jika bisa lanjutkan perjuangan bapa ini, jadilah pemuda yang memiliki rasa sosial tinggi, cinta damai kepada sesama, buatlah oranglain bangga akan dirimu dan wangikan nama Indonesia ini karenamu (menghembuskan nafas terakhir)

Tomi                : “Bapakkkk, jangan pergi duluan paa, maafkann anakmu ini paa, aku hanyalah anak yang mengecewakanmu, bahkan di detik – detik terakhir kematianmu aku tidak sempat mendoakan dan meminta maaf kepadamu. AKU MENYESAL atas perbuatanku sendiri (sambil menangis

Ining                : “Sudahlah, yang harus kamu rubah sekarang adalah niat kamu sayang, jangan menyesali semua itu. Allah pasti akan memberikan yang terbaik untukmu. 

Akhirnya setelah kejadian tersebut, Tomi menjadi berubah. Ia bertekad kuat. Pasti dia bisa mewujudkan amanat Almarhumah bapaknya itu walau sedikit demi sedikit pasti lama lama menjadi bukit. Alhasil kenalan Pa Temon yang bernama Wily yang mirip dengan anaknyapun bersedia mengajak Tomi bekerja di Perusahaan miliknya itu. Dan sekarang Tomipun bekerja dengan sukses bahkan sudah keliling ke luar Negeri demi mengadkaan Pertemuan dengan perusahaan asing disana.




Comments