Di suatu tempat
terdapat seorang pemuda yang bernama Tomi, ia mengeluh dan tidak terima karena
ia sekarang menjadi pengangguran setelah perjuangannya mencari ilmu sampai S1.
“Pendidikan untuk apa
sekolah
Bertahun tahun saya
sekolah
Yang kudapat hanyalah
pengangguran
Saya sakit hati ingin
mencari pekerjaan tapi tidak diterima”.
Setan
kiri :“Benar
katamu Tomi. Untuk apa kamu sekolah, dulu saya udah beri tahu kamu, dan
akhirnya sekarang kamu sadar bahwa sekolah itu adalah 0 besar”.
Setan
kanan :“MasyaAllah, bukankah guru kamu
menasehati kamu bahwa pendidikan itu wajib bagi setiap orang yang beriman? Bukankah
orangtua kamu berharap kamu menjadi orang yang berilmu dan Nabi kita menyuruh
kita untuk mencari ilmu agar bisa dekat kepada Allah SWT”.
melirik
ke kiri
Setan
kiri :“Mencari ilmu sudah kamu lakukan, kamu
sadarkan sedakarang bagaimana? Kamu selalu meminta dan meminta kepada orangtua,
kamu menyuruh orangtuamu menjual sebidang tanah untuk mengamalkan ilmu mu.
Hasil dari kuliah dan sekolah tapi bagaimana hasilnya? Tanah yang kau jual
hilang. Dan sekarang kau terlibat hutang”
Tomi
:“Benarr!! Saya sudah tidak
mampu apa-apa lagi! Bagaimana nasib negeri ini, bagaimana nasib kawan-kawanku
yang lain. Ribuan K2 (kategori dua) menunggu pekerjaan. Mahasiswa berjubel di
bangku kuliah. Aku harus berbuat sesuatu untuk negeri ini”. (berlari-lari sambil tertawa)
petani
jongkok memukul cangkul
Cangkul ini kubuat untuk
negeri, parang ini kubuat untuk negeri, aku harus mencangkul kebunku yang
tinggal sedikit. Anaku pergi entah kemana. Telah ku korbankan tanahku untuk
anaku. Namun ia tidak sadar bahwa aku banting tulang dan bermandikan keringat
demi dia. Anakuu dimanakah kamuu? Bapa menunggumu kembali kesini nakk, tapi
apalah daya? Kamu pergi dan sampai sekarang tidak memberi kabar untuk bapamu
ini.
Tomi :“Sekarang yang harus aku
lakukan adalah berfikir keras dan bekerja keras juga bekerja cerdas agar kelak
ketika aku pulang ke kampung halaman aku bisa membuat bangga orangtuaku. Tapii
... Apa yang harus aku perbuat sekarang? Sedangkan teman-temanku menjauhi aku. Melamar
kesana sini tidak diterima? Apa salahkuu!!! Apa dosakuu!!! Ah ini kenapa jadi
ginii, Allah tidak adil Allah Jahatt!! (sambil memukul mukul tangannya ke
tanah)”
Orang-orang melihat dia
seperti orang kehilangan arah dan seperti kurang waras. Tiga orangpun merasa
iba kepada Tomi dan segera menghampirinya dan bertanya
Pak Andi :“Apa yang terjadi denganmu wahai
pemuda?
Tante
Deno :“Tante lihat kamu bagai orang
yang kehilangan arah? Ada apa sebenarnya wahai gerangan?
Bu
Site :“Dan Ibu dengar kamu
mengumpat kepada Allah, itu tidak baik wahai sholeh, sebaiknya kamu memuji dan
membesarkan Allah, karena dia adalah sebaik-baik pencipta kita. Dan ketika kamu
berbahagia jangan sampai melupakan Allah yang memberikan kebahagiaan itu.
Tomi
:“Tapi aku berfikir, kenapa
banyak banget ujian yang aku dapetin ah sudahlah jangan dakwah, kalian juga
belum tentu bener *tomi pun pergi dan berlari
Mereka
bertigapun berkata “astagfirullah” sambil menggeleng – gelengkan kepala
Pak
Andi :“Kelak anak tersebut pasti
akan dapet batunya sendiri, sudah tidak hormat, gak sopan, kayak orang yang gak
berpendidikan saja”.
Bu
Site :“ah emang bener tuh pak,
untung aja anak – anak kita sholeh / sholehah ya
Tante
Deno :“ih jeng anak aku juga dong gak
kayak yang tadi, ih iyuhh. Eh Astagfirullah jangan gitu jangan gitu. Dia juga
pasti ada kemauan untuk sukses kok hanya sajaaa. Mungkinn dari segii
psikologisnya ada gangguan.
Pak
Andi : “Eishh jangan gitu dong
tantee, mestinya kita doain dia supaya dia bisa berubah”
Bu
Site : “Nah bener tuh apa yang
dikatain Pa Andi. Saya setujuu”.
Disisi lain Pa Temon
yang sedang membuat cangkul serta sekaligus menjadi seorang petani pun tiba –
tiba merasa tidak enak badan dan ia memutuskan untuk pergi ke dokter sendirian
karena istrinya telah meninggalkan lebih dulu darinya. Ketika tiba disana, ia
berbaring sambil menunggu antrian panggilan. Dan membayangkan bahwa orang yang
dipinggirnya itu adalah anaknya
Pa Temon : “MasyaAllah dia mirip dengan anaku”
Wily : “Maaf pa, saya anaknya pak Deni
hehe”
Pa
Temon : (menggeleng geleng kepala) oh oh maaf-maaf. Maklum lagi kurang
sehat. Sambil berkata dalam hati “aduh aku ini apa sih kok jadi gini ah kan
jadi malu
Wily :“hehee bapak, bapak. Emang
sakit apa pak kalau boleh tahu?
Pa Temon : “Saya sedang tidak enak badan saja.
Mungkin karena kurang istirahat karena saya seharian membuat cangkul dan
bertani demi melihat anak saya sukses.
Wily
: “oh begitu ya pak,
kasihan sekali. Bagaimana kabar anaknya? Kebetulan saya ada rezeki lebih dan
ini untuk modal awal memperluas usaha bapa atau untuk biaya berobat bapa”
Pa
Temon : “Wah nak tidak usah repot –
repot”
Wily : “ehh ambil saja pak, buat
tambah – tambah. Kebetulan jika ada perlu lagi bapa boleh meminta bantuan
kepada saja. Hubungi saja nomor ini dan ini kartu nama saya".
Pa
Temon : “MasyaaAllah sungguh Mulia
sekali kamu nak, andai saja anak bapak seperti kamu. Anak bapa sekarang berubah
sekali berbeda dengan dahulu”.
Wily
: “wah pa saya dipanggil
duluan sama susternya, baiklah pa nanti lagi ya. Saya harus segera masuk
kesana. Monggo pak” (sambil berjalan
menjauhi pak temon)
Pa
Temon : “eh nakk bapa belum sempet
bilang terimaksih. Nakk TERIMAKASIHH
Hari berhari terus
berjalan, namun keadaan Pa Temon semakin bertambah penyakitnya. Pemuda yang
bernama Tomipun kabarnya sudah mendapat tambatan hati yang kampung halamannya
sama dengan Pa Temon.
Pa
Temon : “astagfirullah
astagfirullah badan ini semakin tidak karuan. Tapi aku harus tetep ke sawah
sambil membuat cangkul ini demi negeriku., karena jika bukan kita siapa lagi,
anak muda jaman sekarang malah asyik – asyikan dengan dunianya sendiri, cuek
dengan negaranya, tawuran dimana – mana, pembunuhan, mucikari, PSK
astagfirullah. Apa kabar Indonesiakuu aku cinta Indonesiaku.
Di sawah Tomi malah
bermesraan dengan kekasihnya di sawah
Tomi : “Sayang, kamu tau aku sekarang
bawa apa?”
Ining : “Huaaa pastii kamu bawa cinta
yaa buat akuu?”
Tomi : “Hahaha bukann, iniii butir
butir bunga tapi jadii bunga yang banyak jadi aku iket deh hehehe”
Ining : “Horee Sayang baik bangett, eh
say itu siapa kasian aki – aki lagi bikin apa tuh cangkul apa sapu ya?
Tomi : “Sayanggg itu tau yang keras –
keras? Itu cangkul bebbbb
Ining : “ah aku mau bantu bapak –
bapak itu. Dadah sayangg
Tomi : “eh tungguin dongg”
Sesudah sampainya
disana Ining tak kuasa melihat wajah bapa itu yang sudah bermandikan keringat
karena kepanasan.
Ining : “Bapakk, ada apa bapa ini
kenapa bapa disini sendirian”
Pak Temon : “Tidak apa – apa nak. Aa duuhh duhh
sakitt
Ining : “Astgafirullah bapakk, kenapa
bapak ini malah memaksakan kehendakk”
Pa Temon : “Tidak apa – apa nak”
Tomi pun kaget dan
terkejut ketika melihat bahwa itu adalah bapak kandungnya sendiri
Tomi : “BAPAA. Kenapa bapak iniii!
Kenapa bapak memaksakan untuk membuat cangkul – cangkul ini? Apa manfaat
cangkul ini? Apaa paa! Lihatlah sekarang kondisi badan bapa. Bapa sudah tidak
memiliki dayaaa
Pa
Temon : “Anakuuuu Astagfirullahh
kenapa kau baru datang sekarang? Anaku sebenarnya hanya ini yang bisa aku buat
untuk dapat menguliahkanmu tetapi kenapa kau datang langsung membentak bapa?
Apa salah bapa padamu nakkk? Sekarang baa paa suu suu dah
Tomi : “Sudah apa pak? Jangan bilang
bapa sakitt dan sudah tak kuat. Aku bilang bapa jangan buat cangkul – cangkul
seperti ini! Ini semua itu tidak ada gunanya pa, yang ada bapa jadi susah ginii
dan harga diri bapa jadi turunn.
Pa
Temon : “As as tagfirullahh bapa
lagi sakit nakk, malah kamu bentak – bentak bapa, bukannya rawat bapa
Tomi : “itu salah bapa, lagian
cangkul – cangkul ini gaada manfaatnya buat bapa!”. (sambil mendorong bapaknya)
Pa
Temon : “add uhh Asyhadualla
illaaha illallahu nakk nakk maafkan bapaa mu inii, semoga kamu sukses. Jika
kamu membutuhkan bantuan, bapa ada orang yang baik pemilik perusahaan Sumber
Utama yang bergerak dalam pertanian di Indonesia, kamu bisa menggunakannya dan
segera menghubunginya. Sehat ya nak, jika bisa lanjutkan perjuangan bapa ini,
jadilah pemuda yang memiliki rasa sosial tinggi, cinta damai kepada sesama,
buatlah oranglain bangga akan dirimu dan wangikan nama Indonesia ini karenamu (menghembuskan
nafas terakhir)
Tomi : “Bapakkkk, jangan pergi duluan
paa, maafkann anakmu ini paa, aku hanyalah anak yang mengecewakanmu, bahkan di
detik – detik terakhir kematianmu aku tidak sempat mendoakan dan meminta maaf
kepadamu. AKU MENYESAL atas perbuatanku sendiri (sambil menangis)
Ining : “Sudahlah, yang harus kamu
rubah sekarang adalah niat kamu sayang, jangan menyesali semua itu. Allah pasti
akan memberikan yang terbaik untukmu.
Akhirnya setelah
kejadian tersebut, Tomi menjadi berubah. Ia bertekad kuat. Pasti dia bisa
mewujudkan amanat Almarhumah bapaknya itu walau sedikit demi sedikit pasti lama
lama menjadi bukit. Alhasil kenalan Pa Temon yang bernama Wily yang mirip
dengan anaknyapun bersedia mengajak Tomi bekerja di Perusahaan miliknya itu.
Dan sekarang Tomipun bekerja dengan sukses bahkan sudah keliling ke luar Negeri
demi mengadkaan Pertemuan dengan perusahaan asing disana.
Comments
Post a Comment