Terkadang


 "Terkadang"


Pada Malam itu mengigatkan Dea akan sebuah harapan. Ia mempunyai sebuah harapan yang bisa dibilang kuno karena itu terlalu klasik bagi mereka yang mendengarnya. Bukan ia yang mengiginkannya namun hatinya selalu berkata seperti itu dan lingkungan tetap saja tidak mendukungnya.
Sehingga ia menjadi terluka dan ia membutuhkan sebuah cahaya dalam kehidupan, karena terkadang orang yang sudah pandai selalu merasa dirinya hebat dan itulah yang membuat Dea tidak suka karena ia selalu tersalahkan olehnya karena kehebatan yang ia miliki. Dea memang sadar bahwa kemampuan Dea masih sebesar biji jagung, dan itulah mengapa ia membutuhkan partner yang mengerti akan harapan serta kondisi Dea.
Ia sempat berteriak dalam hatinya "Tolong!!! Dunia tidak memihak padaku!! padahal niat aku ini baik tapi mengapa kondisi di lingkunganku ini tidak ada yang mendukung akan sebuah harapanku ini! Apa aku salah?
Lingkungan serta keluarga Dea tetap bersikeras untuk tetap tidak mengabulkan cita-cita dan permintaan Dea. Dea akhirnya putus harapan dan tergoreslah hatinya.

*Berbahagialah Luka*
  (Annisa Dahlia)

Hai malam.
Aku kembali disini, duduk dibawah menawannya cahaya-Mu.
Kamu tau?
Hari ini aku begitu banyak mengalami konflik di hati,
Seperti jatuh pada rasa yang belum pernah ada sebelumnya,
Tapi, taukah kamu?
Sejak itu aku menjadi lebih bahagia.
Lebih bisa mewarnai luka, menjaga tahta rasa, membangkitkan segalanya.
Karenanya aku belajar bagaimana membuat kesakitan menjadi kenikmatan

Bukankah kau tau wahai malam?
Terkadang luka hanya dilukiskan dengan air mata.
Namun, tidak dengan malam.
Bahwa luka pun bisa menjadi alasan untuk berbahagia.
Dengan berselimut cinta kepada sang pencipta

Malam...
Kusampaikan pada alam
Biarlah mereka menganggapku seperti apa
Tetapi ingatlah akan satu hal
Cinta, membawaku pada harapan
Akan sebuah mimpi rajutan layangan menuju masa depan

Dan, pada akhirnya kertas bertuliskan keluh kesah.
Asa di kehidupan hanya akan membuatmu tetap tegap berdiri pada keputusasaan.
Maka, terbangkanlah ke langit mimpi sebentar saja,
Sebab kau perlu berimajinasi untuk sebuah terang saat gelap itu menyapa.
Kendati, Ilusi pun bertemankan khayalan
Utuk melambaikan sapaan lembut kepada masa depan

Tetapi, apakah Kau percaya?
Ketika raga sudah tak berdaya,
Ketika jiwa sudah rapuh
Siapa kata dia bisa mudah bangkit?
Siapa kata dia bisa berimajinasi?
Ia membutuhkan ruang steril di hati agar ia bisa bermimpi merajut asa kembali
Sehingga mimpi itu bisa melambai di langit

Malam...
Untuk saat ini sapaan jarang dilontarkan
Karena mereka sedang berada dalam gelapnya malam
Terang, terang, terang
Dimana kau?
Malam mencarimu
Agar sapaan itu dapat terlihat jelas

Hei, mengertilah.
Tentang hati, mungkin tak sanggup untuk ku puisi kan, karna ia tak ber penghujung.
Kini, mari kita melangkah, kemudian sedikit berlari di luas lapang nya cinta kasih yang maha luas.
Karena sekedar ruang saja tak memuat berbagai macam perkara hati.
Datanglah kemari, maka akan aku bantu kamu untuk bertamu ke bahtera yang maha indah lebih dari dunia dan seisinya, untuk sekedar mempuisikan puisi hati

Akhirnya hari demi hari Dea memilih untuk bersama Rian karena bersama Rian Dea menemukan sebuah cahaya, Dea bisa belajar bersama Rian, dan Rian pun belajar bersama Dea untuk mecapai sebuah harapan tersebut. Biarlah si hebat itu berjalan dengan jalannya sendiri.

Terkadang kita memang mebutuhkan seorang partner yang bisa saling, saling menasehati, saling mendukung serta satu visi dan tujuan bersama kita. Bukan ia yang saling menjatuhkan serta memutuskan akan harapan harapan kita.

Ku akhiri cerita ini dengan "Berbahagialah Luka"

By : Annisa Dahlia

Comments

  1. Bagus, cukup menginspirasi. Tapi ada typo tuh kak ... Hehe
    (Mencapai dan mebutuhkan)

    Di sini bukan disini

    Tetap semangat berkarya ;)

    ReplyDelete
  2. Hiksss kreatif bener, gaya bahasanya wow dan kaidah bahasa top. Saluut, lanjutkan yaa Kak

    ReplyDelete

Post a Comment