Menulis itu Asyik


Terperangkap dalam untaian kata


Malam itu, aku sedang merasakan hal yang tidak sewajarnya. Hal yang mungkin membekas di hati, dan disana seperti cambukan bagiku.
“Sudah cukup! Kamu kenapa menjadi seperti ini? Apa yang menyebabkan semua ini terjadi ? ada pada dengan dirimu?” begitulah sahutnya
Tentu disana aku merasakan sakit, entah sakit ini tidak biasa dan ini berbeda dari sakit yang sebelumnya. Terkadang aku selalu berfikir mengapa tidak ada yang bisa memahamiku?
Ya disana kita bisa belajar ikhlas yang sesungguhnya. Tidak perlu saya menjelaskan terlalu panjang lebar karena ini hanya cukup menjadi cerita pribadiku yang tetap kusimpan.  
Melalui tulisan ini, izinkan aku menyampaikan sesuatu

Bukankah luka di hati adalah tanda bahwa aku sedang belajar?
Terkadang aku hanya ingin pergi sejenak
Bukan untuk pergi dari masalah, tapi untuk menyisakan lagi ruang dihati agar tidak terlalu sesak.
Agar ia kuat lagi menghadapi tumpukan rasa yang siap datang. Entah rasa apa saja

Bukankah luka di hati adalah tanda bahwa aku sedang belajar?
Aku belajar bagaimana mengobatinya, aku belajar membujuknya
Agar tak lagi sakit walau masalah menumpuki ruang ruangnya.
Aku belajar bernegoisasi dengan apa apa yang siap menyakitinya
Bahwa bagaimanapun keadaan membuat hati terhimpit,
Aku masih bisa mengajak hati menjadi lega,
Sebab aku tahu bagaimana cara keluar dari himpitan itu.
Maka, wahai hati
Bukankah ikhlas itu tak terbatas?
Mari menjadi luas
(Arrasyide)

Kehidupan ini terkadang lucu, banyak sekali kisah yang mengandung pelajaran. Dan banyak sekali cambukan untuk diri ini.Dunia sedang mendidikku.
Untukmu yang sempat hadir
Di dalam satu atap yang sama
Maaf aku sempat membuatmu muak karena sikapku yang kekanak-kanakan
Maaf telah membuatmu kesal akan perbuatanku yang ceroboh
Maaf aku lalai atas perbuatanku
Kamu yang selalu mengingatkan aku ketika aku terlambat menyadarinya
Maaf aku tahu aku salah
Tapi siapa yang peduli pada saat itu
Apa kau tau seberapa banyak aku tersenyum?
Kau membawa perubahan baik dalam hidupku
Seperti tangisan bayi yang berubah membawa tawa yang indah
Karena yang hidup pasti bermetamorfosis
Sekalipun kupu - kupu yang meninggalkan rumahnya karena ia harus tumbuh
Menjadi dewasa itu hal yang menakutkan
Tapi inilah hidup
Proses, berubah
Seperti hati ini
Yang telah sempat dilahirkan kembali setelah dimatikan oleh kekacauan yang sangat berat
Tuhan memang keren
Yang memang keren, bisa sekali Dia buat proses yang bermacam - macam dengan pelajaran yang beragam pula

Melalu tulisan- tulisan ini
Mungkin kau sempat bertanya
Mengapa aku menulis ini semua
Jika mengira bahwa untuk mencari perhatian
Tentu tidak
Lalu jika mengira untuk mendramatisir keadaan
Sungguh nahas sekali rasanya
Mana bisa aku lakukan semua dengan niat seperti itu
Sama sekali tidak
Aku bukanlah seorang penulis
Yang bisa merangkai kata demi kata dengan romantis dan puitis
Aku bukanlah seorang sastrawan
Yang pandai membuat kata menjadi kalimat yang indah berwarna
Aku bukanlah seorang penyair
Yang hebat memainkan kata - kata agar seperti syair
Aku bukanlah seorang pujangga
Yang dapat merangkai kata kata agar teruntai indah dan bermakna
Aku hanya sekedar mengekspresikan diri
Atas apa yang dalam relung hati ini
Atas apa yang dialami
Dari kegalauan, kebingunan, kegelisan dari apa yang terjadi
Sehingga membuatku terperangkap dalam mempuisikan isi hati

Selagi hati masih berdetak, dan tangan masih bisa bergerak. Karena terkadang mulut lewat lisan bisa saja melukai. Melalui pena ini, kusampaikan segelintir bagian kisah.
Baik itu susah, sedih, bahagia, kecewa. Bagiku menulis itu asyik, kita bisa bermain coretan kata dan dengan coretan ini menjadikan sebuah kalimat hingga akhirnya menjadi rangkaian kumpulan kalimat.

Aktifitas menulis buku harian ternyata bisa meringankan beban pikiran sehingga lebih tenang dan bisa membuat tidur nyenyak.
Jangan hanya update status di sosial mediamu. Lebih baik tuangkan keluh kesahmu pada buku harian, mana tahu bisa menjadi cerita menarik nantinya.

"Membacalah maka kau akan mengenal dunia
Menulislah maka kau akan dikenal dunia"

Itulah yang bisa ku ambil, dengan membaca kita tahu bahwa kita masih bodoh dan akhirnya mengenal dunia itu seperti apa.
Dengan menulis kita tahu bahwa kita sedang membagikan, baik itu tip tip rahasia atau cerita dan tulisan lainnya kepada dunia yang berma faat.
maka?
apa yang diragukan?
selagi itu masih dalam jalan yang Allah ridhai dan membawa manfaat kepada publik, mengapa tidak kita coba terlebih dahulu?
yuk mulai belajar menulis, menulis itu asyik
Namun, hati - hati juga terhadap seseorang yang suka corat-coret. karena jika sekali kamu menyakitinya maka kau akan terkenang dalam tulisan dia.
selamat menulis
Dan inilah aku, yang sudah terperangkap dengan untaian kata demi kata. 
Salam Persaudaraan 

Nurmali Kencana (Annisa Dahlia) "Tulisan Tangan Saranis"

Comments